Le Muslim Show: Serunya Dakwah Komik A La Perancis
OPINI | 04 May 2013 | 09:34 Dibaca: 2581 Komentar: 12 4
Reaksi sebagian umat muslim yang dinilai berlebihan terhadap kasus-kasus pencemaran agama sering menimbulkan persepsi di kalangan umat lainnya bahwa umat muslim anti kritik dan mudah naik darah. Semakin parah lagi ketika dikaitkan dengan stereotip tokoh ulama di berbagai media yang didominasi sosok pria paruh baya berjanggut tebal dengan roman muka yang galak yang sering digambarkan menyebarkan kebencian kepada umatnya dengan berapi-api.
Namun persepsi yang menyesatkan itu tertepis oleh kehadiran sebuah serial komik jenaka dari negeri Perancis, Le Muslim Show. Komik yang pertama kali diluncurkan di dunia maya pada tahun 2009 ini berusaha menampilkan sisi humanis dan humoris umat Islam (yang sebetulnya lebih mewakili umat Islam kebanyakan) kepada dunia Barat, namun di sisi lain juga mengandung otokritik dari pencetusnya, Norédine Allam, terhadap sesamanya umat muslim.
Kritik yang diluncurkan Norédine dengan jitu menyentil perilaku sebagian umat muslim yang dinilai telah menyimpang jauh dari nilai-nilai agama, termasuk para generasi mudanya yang senantiasa tenggelam di dalam gaya hidup yang hedonis dan konsumtif. Walaupun sindiran yang dilontarkan cukup tajam, namun cara penyampaiannya yang jenaka dan jauh dari kesan menggurui menjadikan komik strip ini mudah diterima oleh masyarakat luas, apalagi tema yang disajikan tidak jauh dari kehidupan sehari-hari.
Simak saja cerita di bawah ini, di mana seorang sepuh di dalam sebuah pesawat digambarkan sedang berusaha dengan susah payah mengajak penumpang lainnya berdoa. Tiba-tiba sebuah petir menyambar dan seketika segenap isi pesawat tersentak sadar dan mereka serentak mulai ikut berdoa dengan khusuk. Terus terang saya langsung teringat pada supir travel yang setiap minggu membawa saya ke Bandung zaman kuliah dulu. Gayanya yang ugal-ugalan ketika melalui daerah Puncak seakan-akan mengingatkan kami untuk selalu ingat pada Yang di Atas. Terima kasih, Pak Supir!
Ada juga cerita yang menggambarkan tentang seorang muslim yang memperkenalkan kawannya yang mualaf kepada sepupunya. Sang sepupu yang berpenampilan sangat Islami ini nampak luar biasa antusias menyambut sang mualaf dan dengan penuh kebanggan memuji-muji perilakunya yang sudah “menyerupai orang Islam pada umumnya”. Namun keesokan paginya, justru si mualaf yang bertanya-tanya kepada temannya apakah sang sepupu yang kelihatan taat beragama ini tidak ikut shalat subuh berjamaah. Sang kawan pun hanya bisa menjawab getir, “Yah, sama seperti orang Islam pada umumnya…” Lagi-lagi ini mengingatkan saya kepada seorang kawan yang beberapa waktu lalu menikah dengan seorang mualaf. Di kemudian hari ternyata malah sang suami yang lebih tekun beribadah, padahal tadinya ia agnostik.
Di sebuah cerita lainnya, digambarkan bagaimana seorang muslim lainnya menghabiskan banyak uang untuk membeli sebuah rumah baru yang sangat luas dengan berbagai perabot yang mewah namun mengaku tidak punya ruang kosong untuk tempat shalat. Simak juga kisah seorang muslim yang membeli tablet dengan alasan untuk membantunya mempelajari Al Quran dan bahasa Arab, namun alih-alih tablet tersebut malah digunakan untuk bermain Angry Birds atau membuka Facebook (saya ikut ngacung tinggi-tinggi, hahaha).
Ada juga cerita menarik mengenai berbagai mode hijab masa kini yang “trendi”…
Atau cerita seorang ayah yang membanggakan kepintaran anaknya yang lebih hafal riwayat Lionel Messi daripada nabi junjungannya sendiri…
Maupun cerita lucu di sebuah kelompok halaqah (majlis taklim) yang mungkin pernah Anda alami juga…
Komik strip buah karya komikus Perancis, Norédine Allam dan Greg Blondin ini telah diterbitkan dalam bentuk dua buah buku yang sayangnya saat ini hanya tersedia dalam bahasa Perancis (edisi pertama mengangkat tema seputar bulan Ramadhan diterbitkan pada tahun 2010, sedangkan edisi kedua bertemakan pernikahan dalam komunitas Muslim, diterbitkan setahun berikutnya). Menurut penulisnya, serial komik ini memang terinspirasi dari dinamika kehidupan komunitas muslim di Perancis (yang nyaris seluruhnya merupakan imigran dari bekas jajahan negara tersebut di benua Afrika). Walaupun demikian, tidak sedikit anekdot yang juga mewakili berbagai persoalan hidup yang dialami umat Islam di belahan dunia lainnya, bahkan mereka yang non-muslim pun dapat ikut bercermin dari berbagai kisah yang ditampilkan.
Jadi boleh-boleh saja kita berharap buku ini akan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam waktu dekat, mengingat jumlah penggemarnya di laman Facebook versi bahasa Inggrisnya (The Muslim Show) terus meningkat dan respons para pembacanya juga nampak sangat positif. Saya malah berharap komik ini bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, mengingat negara kita adalah negara berpenduduk muslim terbanyak sedunia, apalagi melihat fenomena euforia keagamaan saat ini yang seringkali tidak dibarengi dengan pemahaman dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai agama itu sendiri. Mudah-mudahan.
Nah, sebagai penutup, saya sampirkan sebuah anekdot yang tidak kalah menyentil di bawah ini:
Semoga dapat menginspirasi, selamat beraktivitas di hari Sabtu!
Rahayu, rahayu, rahayu.
“Berbahagialah ia yang bisa menertawakan dirinya sendiri” - Pepatah
#kompasiana http://hiburan.kompasiana.com/humor/2013/05/04/le-muslim-show-serunya-dakwah-komik-a-la-perancis-556907.htm
0 comments:
Posting Komentar